ta waktu berangkat Ayah dan Ibuku untuk mengajar di SD Gucialit karena hanya sekedar menonton sekelompok monyet yang mencoba mencabut singkong yang dicuri dari tanah perkebunan petani setempat. Tanah perkampungan yang luas menghampar hijau tanpa ada polusi yang menyesakkan dada karena dijamin udaranya bersih 1000%(hehehe). Tapi untungnya hanya lima tahun kami berada dikampung yang selalu aku rindukan itu. Aku rindukan karena keramahan dan kepolosan para penduduknya yang begitu tulus menyapa tanpa ada pamrihnya. Aku rindukan karena dialek bahasanya yang khas campuran antara Jawa dan Madura (tapi nggak seperti keduanya. aneh yaaa.. hehehehe).Setelah pindah dari daerah Gucialit Ayah dan Ibuku ditugaskan di kampung halamanku yang sekarang yaitu di daerah Candipuro. Sebelah timur Gunung Semeru dan masih perbukitan juga sih karena hawanya masih dingiiiinnn banget. Dan yang penting nggak begitu banyak polusi juga. Disinilah awal aku mengenal bangku sekolah dan langsung masuk SD (karena dulu TKnya jauh banget.. hihik). Pengembaraan tentang pendidikan bermula dari sini. Riuhnya kami bermain, bercanda, bahkan sampai berkelahi pun menghiasi hari hari kami di Sekolah Dasar. Dan aku sangat merindukan saat2 itu dimana kepolosan kami menciptakan sebuah karakter yang begitu kuat pada diri kami masing2.
Selepas dari SD aku diterima di SMP Negeri 1 Pasirian, sebuah SMP yang didaerah kami merupakan SMP favorit (narsis dikit gak papa kan?.. hehehe..). Aku dan 5 temenku setiap hari harus mengayuh sepeda kecil kami yang jaraknya mungkin sekitar 5 kilometeran. Setiap pagi kami pergi bersama sama dan walaupun agak berjauhan rumah kami anehnya kami selalu bertemu di pertigaan 1 kilometer dari rumahku. Kami menghiasi perjalanan kami dengan bercanda, dan terkadang sal
Itulah SMP, dunia pendidikan yang menurutku memberi warna baru dalam kehidupanku. Warna yang nggak begitu saja bisa terhapus dalam kenanganku. Dan sampai sekarang setiap ketemu sama temanku pasti memanggil nama ayahnya untuk sekedar tahu bahwa itu yang kami lakukan sesama teman SMP dulu. Aku biasa memanggil Sapawi untuk temenku yang namanya Eko, Senadi untuk yang namanya Yan, Ngateman untuk yang namanya Edi, dan banyak lagi (tapi jangan ditiru ya....). Begitu indahnya kenangan itu terbingkai dan sulit untuk melupakannya.
Sekian dulu postingan ini dan untuk temen2 SD dan SMP ku semoga kalian menjadi apa yang kalian impikan. Bermimpilah kalian karena tanpa mimpi kita akan berada pada titik palung depresi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
hayoo yang mau berinteraksi dengan saya, menjalin silaturahmi, dll, jangan pernah ragu untuk berbagi